Archive for September 2012



Gejolak seluruh mimik tampang melontarkan sejenak hiasan pesan yang tak tesirat bahkan tak tergores sebutirpun. Setiap kaum adam dan hawa pasti tak pernah sedikitpun menghargai sebutir keringat yang hangat menetes ke dahi. Gambar dan noda yang tergores dimukanya yang sedikit menghitam membekas kecewa saat tak pernah ikhlas menoreh dan syukur dari-Nya.

Kubus terkukus kian tak lagi terlihat di mimiknya karena mereka diluar sana menilai bukan karena isi kubusnya tetapi luar dan kemolekan kubus tersebut. Kapan lagi kita untuk teriak bahwa Ia melihat setiap lidah yang membasahi bibir dan meresap ke pikiran diterima oleh hati kecil, pernahkah kita sedikit bertanya apakah yang kita lakukan ini akan mengecewakan yang punya dunia ini? Sesekali aku tertegun sedikit pedas diseputaran kelopak mataku tak sanggup menahannya, apakah aku mungkin bisa dan belajar untuk menggenggam tangan hawa yang nanhalus  bersih bak kapas bahkan sutra. Subahanallah!

Itu semua anugerah yang diberikan, aku hanya bisa mengangan-angankan datangnya doa yang dari tulang rusuk yang telah ada rute dan jalur-Nya. Kita hanya bisa tersenyum, bersyukur, ikhlas dari pahitnya obat yang sangat mempahitkan bukan hanya lidah bahkan jarum sekecil pasir dihati.

Pernah aku bertanya dimemori otakku, apakah perekam suara hati yang dapan didengarkan kepada-Nya itu bertanda kemuliaan? Tak usa lagi meneropong sejauh patahmorgana, sejauh lembah kebencian, bahkan ternodakan karna kata dari lidah yang tak berdosa. Kini kian dewasa jamur yang dulu layu kian mengharum sesegar bunga kasturi, yang selalu semangat menatap terjangan ombak dan mengikuti arusnya air didepan sana. Mungkinkah aku bisa berlari dan menggapainya? ....


Kubus terkukus

Posted by : Aan black
Saturday, September 29, 2012
0 Comments

- Copyright © Hitam Manis - PANGGIL SAYA - AAN -