Posted by : Aan black
Friday, December 28, 2012
Menerjang
jalan saat ombak lautan kian pasang bermuara dalam mimpi hanya dipikran se
nominal uang rece mengagumi kaum hawa nan cantik berlabu di setiap jejak yang
tertetes keringat sedikit terkuras dengan kian optimis. Berlaju semangat dengan
teman menarungi jalan terjal aspal panas, goresan tinta hitam menjadi saksi
dengan niat satu dalam mencari kunci kebahagiaan.
Dengan penuh
suka cita dan gembira menerobos gersangnya hutan di perbatasan desa menjadikan
nilai pengalaman berharga dengan mengendari roda dua bersama kerabat seirama
musik dan nada sahdu.
Dengan iritnya
nominal menjadi pembelajaran untuk menaklukan kerasnya kehidupan diluar sana,
yah inilah pengalaman guru terbesar tak pernah dilewati dan kapanpun menjadi
momok menakutkan ketika predator kantong pun tak bersahabat.
Disaat
itulah ketika kritis mulai menerkam kreatif saat memilah milih nominal yang
dikeluarkan sama dengan yang dibelanjakan, saat itulah sebuah kertas yang
sangat bernilai berharga saat ini.
Ditengah
sahutan badai perjalanan mengalami bocornya angin roda dua di sebuah gersangnya
sawah di pertengahan desa melihat-lihat disekitar mencari-cari tempat berniam
memperbaiki kerusakan yang dialami bocornya roda kehidupan hingga sampai
ditujuan dengan damai dan aman.
Disekitaran
jalan terlintas rel-rel yang sangat panjang meneropong gerbong setiap besi
jalur menjadikan tontonan seru dan pengalaman sangat indah serta di awan-awan
terlintas angin nan biru dengan hembusan samar-samar dari kejauhan gunung
semuanya itu adalah sang pencipta menjadi merinding dibuatnya dengan begitu indahnya
panorama di sekitar muara.
Awal yang
baru dan perdana yang cukup melelahkan menjadikan sendi-sendi terasi lelah
dengan terbalasnya istirahat di istanah yang cukup asri dan dingin dengan
sedikit relaksasi dengan pijatan cukup enteng membuat pergelangan sendi menjadi
netral kembali, dari cuaca yang cukup ekstrim membuat lengketnya keringat di
dahi serta kerah baju cukup kusam terbalaskan serta disajikan buah segar yang
kucicipi sedikit dari luar yang berduri.
Menjadikan
suatu Pengalaman serta guru yang berharga, belajar dari kerasnya terjal dan
kerikil diluar sana memelihara diri agar lebih baik lagi dari sebelumnya tanpa
patah arah.”